Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak diakibatkan karena kekurangan gizi kronis serta infeksi berulang dan ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada dibawah standar yang telah ditetapkan oleh WHO, yaitu dibawah angka -2 SD (Standar Deviasi). Berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam penurunan stunting sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo mengenai strategi nasional tentang percepatan penurunan stunting antara lain dengan meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
Data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) bulan timbang Agustus 2022 yang diverifikasi dan validasi pada Februari 2023 menunjukkan di Kota Kediri terdapat 941 balita stunting yang tersebar di 3 kecamatan dengan persentase Kecamatan Mojoroto sebesar 26%, Kecamatan Pesantren sebesar 33%, serta Kecamatan Kota sebesar 41%. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang disebabkan karena faktor kesehatan dan non kesehatan, Stunting juga disebabkan pola pengasuhan orang tua yang kurang baik dan benar utamanya pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang terhitung sejak anak berusia 0 dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun setelah dilahirkan.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode window of opportunities atau periode emas. Terdapat beberapa alasan mengapa periode perkembangan 1000 hari pertama kehidupan anak merupakan perkembangan yang krusial. Pada 1000 HPK terjadi perkembangan otak yang sangat pesat dan tidak terjadi di kelompok usia yang lain. Selain perkembangan otak, pada 1000 HPK juga terjadi pertumbuhan tinggi badan anak yang sangat cepat. Oleh karena itu, guna mendukung perkembangan periode emas ini dibutuhkan pemenuhan nutrisi pada ibu hamil dan anak, memperhatikan kondisi lingkungan rumah dan kesehatan mental ibu, serta memaksimalkan stimulasi untuk perkembangan otak anak yang optimal
Pemerintah Kota Kediri telah melakukan berbagai upaya intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Kediri. Intervensi spesifik dilakukan guna mengatasi secara langsung permasalahan stunting yang umumnya diberikan oleh sektor kesehatan, antara lain pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, PMT balita dan ibu hamil KEK, sosialisasi ASI eksklusif, serta sosialisasi imunisasi dasar lengkap. Sedangkan intervensi sensitif dilakukan guna mengatasi permasalahan tidak langsung dari penyebab stunting yang umumnya dilakukan sektor non kesehatan, antara lain penyediaan air bersih dan sanitasi yang layak, pelayanan KB guna mengendalikan kelahiran dan memberikan jarak antar kelahiran, PBI jaminan kesehatan nasional, serta pendampingan keluarga beresiko stunting. Komitmen Pemerintah Kota Kediri yang dituangkan dalam pengalokasian anggaran dengan menetapkan porsi anggaran Percepatan Penurunan Stunting sebesar 6,05% terhadap APBD, meliputi intervensi sensitif dengan proporsi anggaran 85,2%, intervensi spesifik dengan proporsi anggaran 14,22%, serta intervensi koordinatif dengan proporsi anggaran 0,59%.
Permasalahan stunting merupakan tanggung jawab semua lini, tak terkecuali masyarakat itu sendiri. Orang tua sebagai garda terdepan dalam mendukung tumbuh kembang anak memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pengasuhan yang baik. Survei Keluarga Balita Stunting Dinas Kesehatan Tahun 2022 menunjukkan penyebab langsung stunting meliputi pemberian pola makan yang tidak bervariasi pada anak berusia 6-23 bulan (25,7%), balita belum mendapat ASI eksklusif (43,6%), balita belum mendapat imunisasi dasar lengkap (5,7%), serta keberadaan ibu hamil beresiko (50,1%) meliputi ibu dengan penyakit penyerta, ibu dengan anemia, dan ibu hamil dengan kondisi Kekurangan Energi Kronis (KEK). Selain itu penyebab tidak langsung terjadinya stunting pada balita di Kota antara lain keluarga yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat (39,5%), masih banyaknya balita tidak berkunjung ke posyandu (26,2%), serta fenomena mayoritas ibu bekerja (66,22% penduduk perempuan berusia >15 tahun di Kota Kediri bekerja). Pola asuh yang baik memberikan implikasi yang serius terhadap upaya pencegahan stunting. Oleh karena itu Pemerintah Kota Kediri mengajak seluruh pihak termasuk orang tua untuk menjaga tumbuh kembangnya dengan memberikan program pengetahuan terhadap tentang Slot Online di Gelora4D untuk memaksimalkan pola pengasuhan dan pola pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) yang baik dan benar.